Laporan Akhir PPL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Pelaksanaan PPL
PPL adalah suatu program dalam pendidikan pra jabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi sehingga setelah menyelesaikan pendidikan para calon guru siap mengemban tugas dan amanah sebagai  seorang guru. Sebagai pengemban tugas tidak hanya tahu dalam memahami tugasnya tetapi juga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai seorang guru. Guru inilah yang dibimbing dan diarahkan melalui kegiatan PPL.
Itulah sebabnya PPL merupakan salah satu program dari seluruh program pendidikan prajabatan guru, sebagai program pelaksanaan PPL secara terjadwal dilakukan setelah mahasiswa calon guru mendapatkan bekal yang memadai di dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru seperti landasan pendidikan menguasai bidang studi serta hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan proses pembelajaran. Bakat dan kemampuan tersebut diperoleh  dari berbagai mata kuliah yang disajikan sejak para mahasiswa memasuki jenjang perguruan tinggi.
PPL yang disamakan dengan istilah latihan kerja yang lebih lazim dikenal dengan magang. Hakekat latihan yang diberikan pada jenis program tersebut adalah sama, yaitu mempersiapkan calon pengemban tugas tersebut agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta penuh dengan bertanggung jawab.
PPL sebagai muara dari segala program pendidikan prajabatan guru yang dilaksanakan secara terjadwal yang dilakukan setelah mahasiswa calon guru dianggap mendapatkan bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya. Kegiatan PPL diselenggarakan dalam bentuk pelatihan observasi, pelatihan terbimbing, dan pelatihan mandiri, diharapkan pada terbentuknya kemampuan keguruan yang terjadwal secara sistematis di bawah bimbingan dosen pembimbing, dan guru pamong yang memenuhi syarat. Hakikat latihan yang diberikan pada mahasiswa PPL yaitu mempersiapkan calon guru agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada masa yang akan datang.
B.     Pengertian PPL  
Pengertian PPL adalah suatu program yang merupakan pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional.
Program Pengalaman Lapangan  ( PPL ) adalah salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan bagian dari perkuliahan yang dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran teoretik selama 7 ( tujuh ) semester kedalam praktik di lapangan ( sekolah mitra ), maka PPL dapat diartikan sebagai satu program yang mempersyaratkan kemampuan aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dala semua hal yang berkaitan dengan keguruan baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya.


C.    Tujuan PPL
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah melatih mahasiswa calon guru agar memiliki pengalaman kegiatan kependidikan secara faktual sehingga akan terbentuk tenaga kependidikan yang profesional yaitu tenaga kependidikan yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan bagi profesinya sebagai guru, serta mampu menerapkan kinerja dalam situasi yang nyata baik dalam kegiatan pembelajaran maupun tugas keguruan yang lainnya.

2.      Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penulisan laporan pelaksanaan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah untuk memberikan gambaran tentang berlangsungnya proses pendidikan di sekolah, khususnya di sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Kegiatan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) dilaksanakan untuk mengetahui antara lain:
a.       Dapat mengetahui / mengenal secara langsung lingkungan fisik sekolah, administrasi sekolah, sosial psikologis sekolah dan hubungan sosial masyarakat dengan sekolah sebagai tempat latihan atau PPL berlangsung.
b.      Dapat memahami dan menghayati serta mengukur tingkat kemampuan melalui pengalaman mengajar ataupun sebagai latihan dalam refleksi yang merupakan salah satu ciri penting pekerjaan profesionalisme.
c.       Dapat menerapkan seluruh kemampuan yang diperoleh di perkuliahan dan menerapkannya secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong.
d.      Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah.
e.       Dapat mengetahui dan menguasai kemampuan keguruan secara utuh dan menguasai keseluruhan keterampilan dan metode belajar.
f.       Menarik kesimpulan nilai edukatif dari pengembangan penghayatan dan pengalaman selama pelatihan melalui refleksi yang sesuai dengan profesi keguruan.

D.    Sasaran PPL
            Dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan, sasaran yang hendak dicapai adalah terbentuknya jiwa pendidik yang berkompeten, memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas serta dapat mengaplikasikan ilmu itu sebagai tenaga pengajar dalam bentuk pengabdian. Serta terbentuknya wawasan serta pengalaman mahasiswa sebagai calon guru dalam mendidik dan melakukan tugas-tugas keguruan yang lainnya dan dapat diharapkan dari PPL tersebut para calon guru yang memiliki kompetensi personal, sosial dan profesional.

E.     Manfaat PPL
Bagi praktikan, sebagai wadah untuk melatih diri dalam menghadapi situasi nyata dunia pendidikan, dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi dengan keadaan yang sesungguhnya dan dapat menerapkan program pengalaman lapangan di masa yang akan datang. Pengalaman yang praktikan peroleh diharapkan dapat meningkatkan  kompetensi guru yang profesional serta dapat digunakan sebagai motivasi ataupun sebagai dorongan bagi praktikan untuk dapat lebih maju dan lebih profesional sebagai guru yang nyata nantinya.
Bagi lembaga dalam hal ini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Santo Thomas Medan, sebagai tolak ukur keberhasilan mahasiswanya selama mengajar.


BAB II
                                    KEGIATAN – KEGIATAN  YANG  DILAKSANAKAN
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang berlokasi di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan.
A.  Masa Observasi / Orientasi
Dalam melaksanakan PPL, praktikan sebagai peserta PPL melaksanakan kegiatan PPL berdasarkan sistematika yang diberikan oleh Lembaga Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan. Kegiatan pengenalan lapangan merupakan salah satu kegiatan pendahuluan dalam melaksanakan PPL yang biasa disebut observasi awal / orientasi.
Kegiatan PPL dilaksanakan pada tanggal 03 September sampai tanggal  30 November 2015. Guna kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan kegiatan tersebut, maka salah satu tahapan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL sebagai kegiatan awal adalah melaksanakan kegiatan observasi lapangan (sekolah). Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap berbagai sumber situasi dan aspek yang berkaitan dengan sekolah tempat PPL.
Sehingga dengan melaksanakan program Observasi Lapangan bermanfaat bagi pengembangan praktikan sebagai calon guru yang profesional. Melalui program Observasi Lapangan praktikan dapat memperoleh bekal pengalaman langsung di lapangan tentang berbagai aspek yang terkait dengan pengembangan diri sebagai calon guru yang profesional. Temuan dan pengalaman tersebut dapat dijadikan acuan dalam diskusi dengan mahasiswa yang lain dan dosen pada mata kuliah terkait.
Observasi lapangan juga bermanfaat untuk mahasiswa yang akan melaksanakan PPL, mahasiswa di bidang pendidikan harus terlebih dahulu melaksanakan Observasi Lapangan karena pembentukan sikap profesional keguruan tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh para mahasiswa pada minggu pertama berada di sekolah latihan. Kegiatan ini dilaksanakan agar mahasiswa calon guru dapat juga berbaur dengan lingkungan sekolah tempat PPL, dengan demikian diharapkan kepada mahasiswa dapat mengikuti sebagaimana mestinya.
Adapun yang diamati selama berlangsungnya observasi pengenalan lapangan di SMP Katolik Budi Murni  3 Medan, materi observasi lapangan meliputi :
a.  Observasi Keadaan Fisik Sekolah
Keadaan fisik merupakan keadaan nyata yang dimiliki oleh SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Keadaan sekolah ini secara umum menyangkut identitas sekolah yaitu:
Nama Sekolah             : SMP Katolik Budi Murni 3 Medan
Alamat Sekolah           : Jln. Merapi No. 2 Medan
Status                          : Swasta
            Adapun mengenai keadaan sekolah yang meliputi keadaan gedung SMP Katolik Budi Murni 3 Medan adalah
1.      Denah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan ( terlampir )
2.      Struktur Organisasi SMP Katolik Budi Murni 3 Medan

Struktur organisasi SMP Katolik Budi Murni 3 Medan dimulai dari Keuskupan Agung Medan sebagai pemilik sekolah yang berkonsultasi / bekerja sama dengan Dinas Pemko Medan, dan Keuskupan Agung Medan ( memiliki ) mengkomando Pengawal Sekolah, dan selanjutnya Pengawas Sekolah berkonsultasi dengan YPK Don Bosco KAM / komite sekolah, setelah itu YPK Don Bosco KAM mengkomando Kepala Sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. 
Kepala Sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan, di dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh PKS ( Wakil Kepala Sekolah ). Wakil Kepala Sekolah bertugas untuk urusan kurikulum sekolah, serta berkonsultasi dengan pengurus perpustakaan, para wali kelas dan guru mata pelajaran. Di dalam hal ini sebagai wali kelas dan guru mata pelajaran harus dapat mengkomando para siswa SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. WK. UR Kesiswaan bertanggung jawab terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah tersebut serta bertanggung jawab dengan OSIS.
3.      Luas tanah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan 5773.112 m2
4.      Bangunan-bangunan yang ada antara lain :
a.       Ruang kelas                             : 8 ruangan kelas secara keseluruhan
b.      Ruang Kepala Sekolah            : 1 ruangan
c.       Ruang Guru                            : 1 ruangan
d.      Ruang tata usaha                     : 1 ruangan
e.       Ruang Perpustakaan               : 1 ruangan
f.       Ruang Laboratorium               : 1 ruangan
g.      Ruang Komputer                    : 1 ruangan
h.      Ruang makan guru                  : 1 ruangan
i.        Kamar mandi Guru dan TU    : 1 kamar mandi
j.        Kamar mandi siswa                 : 6 kamar mandi

b.  Keadaan Lingkungan Sekolah
SMP Katolik Budi Murni 3 Medan mempunyai kondisi fisik dengan konstruksi permanen dan memiliki kapasitas yang terbatas, dengan batas sebagai berikut:
a.       Sebelah Barat                    : Jalan Raya
b.      Sebelah Timur                   : Gedung Sekolah
c.       Sebelah Utara                    : Gedung Sekolah
d.      Sebelah Selatan                 : Jalan Raya

c.   Sarana dan Prasarana ( Fasilitas ) Sekolah
Sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan diantaranya sebagai berikut :
1.      Ruang kepala sekolah berdampingan dengan tata usaha
2.      Ruang guru yang dilengkapi dengan meja, kursi, dan juga lemari buku
3.      Ruang kelas yang berjumlah 8 ruang, ruang ini digunakan untuk melakukan proses belajar mengajar. Setiap ruang memiliki 1 papan tulis, kursi dan meja sebanyak 30 buah dan 1 buah proyektor.
4.      Ruang Perpustakaan yang berisi buku-buku bacaan yang mendukung proses pembelajaran di SMP Katolik budi Murni 3 Medan
5.      Ruang Laboratorium yang berisi alat mikroskop, pembakar spritus, tabung reaksi, gelas kimia, labu anlermayer, loop, jangka sorong, stetoskop, papan bedah, dan set pisau bedah.
6.      Ruang tata usaha disediakan oleh sekolah yang fungsinya sebagai ruangan untuk menangani urusan-urusan yang berkaitan dengan administrasi sekolah.

d.  Pelaksanaan Administrasi
1.      Struktur Organisasi Sekolah
a.       Kepala sekolah merupakan penanggung jawab tertinggi di sekolah dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a)      Merencanakan, menyusun, membimbing dan mengawali kegiatan yang sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
b)      Bertanggung jawab terhadap pengelolaan sekolah baik secara teknik, edukatif maupun administrasi.
b.      Wakil kepala sekolah
a)      Bertanggung jawab dalam kurikulum
b)      Bertanggung jawab dalam urusan kesiswaan
c.       Tata usaha ( bertanggung jawab dalam administrasi sekolah, kepegawaian dan tata usaha)
d.      Guru bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2.      Administrasi Sekolah
Komponen-komponen administrasi pendidikan SMP Budi Murni 3 adalah sebagai berikut:
a.       Administrasi kurikulum
a)      Menyusun Perangkat pembelajaran
b)      Menyusun jadwal Pembelajaran
c)      Evaluasi Pembelajaran
b.      Administrasi Siswa
a)      Penerimaan siswa baru
b)      Pengelolaan data siswa
c)      Mengatur kegiatan osis
c.       Administrasi ketatausahaan
a)      Menangani surat menyurat
b)      Administrasi keuangan.
3.      Organisasi intra sekolah dan ekstra sekolah dengan berbagai kegiatan lainnya.
OSIS ( Organisasi Siswa Intra Sekolah ) merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan sekolah. Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubugan dengan siswa.
Sebagai satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan kesiswaan yang selaras dengan visi misi sekolah maka organisasi ini bersifat intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Karena OSIS sendiri merupakan wadah organisasi siswa di sekolah. Oleh karena itu setiap siswa secara otomatis menjadi kegiatan OSIS.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dapat dibagi atas 2 macam kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan isidentil. Contoh kegiatan rutin adalah melaksanakan peringatan Hari Besar Nasional, Latihan Kepemimpinan, Peringatan Hari jadi Sekolah, Masa orientasi siswa baru, Latihan Pidato, dan lain-lain. Dalam pengertian bahwa kegiatan tersebut sudah dijadwalkan terlebih dahulu dan bersifat rutin diadakan setiap tahun, setiap bulan ataupun setiap minggu.
Sedangkan kegiatan isidentil adalah berupa kegiatan yang sifatnya tidak rutin hanya sesekali diadakan sesuai dengan inspirasi yang berkembang atau disebabkan karena adanya instruksi dari pihak sekolah. Contoh kegiatan isidentil adalah melaksanakan seminar anti narkoba, mengikuti lomba yang ada di luar sekolah, mengirim utusan dalam sebuah kegiatan seni dan lain-lain. Serta kegiatan ektra yang ada di SMP katolik Budi Murni 3 Medan yaitu Paduan Suara, Charity club, Karate, Tari, Futsal, dan basket.

B.   Masa Terbimbing
Dalam pelatihan masa terbimbing, pelatihan lebih difokuskan terhadap persiapan mengajar, penerapan dan keterampilan dasar mengajar secara integrasi, tepat dan cara bervariasi di dalam pengolahan proses belajar mengajar serta dampaknya terhadap siswa. Berdasarkan alas an di atas, praktikan sebagai calon guru dituntut untuk dapat menerapkan kemampuan mengajar secara tepat dan integrasi melalui pembelajaran bidang studi pada siswa di kelas, dengan bimbingan intensif dari guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar praktikan sebagai calon guru juga di bimbing oleh guru pamong. Penentuan kelas tempat pelatihan calon guru tentunya berdasarkan kelas yang dibimbing oleh pamong lengkap dengan jadwalnya.
Jika ada kesalahan yang praktikan atau calon guru lakukan, maka guru pamong memberikan arahan dan bimbingan kepada praktikan setelah proses belajar mengajar selesai. Adapun pengarahan itu berupa strategi pembelajaran, penggunaan waktu dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa, kemampuan untuk mengelola kelas dengan baik. Dengan mendengarkan arahan dari bimbingan guru pamong maka akan terjadi diskusi yang singkat sehingga adanya kerja sama yang baik antara guru pamong dengan praktikan ( calon guru ).
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan mengajar masa terbimbing meliputi:
a)      Pengembangan materi, media belajar dan sumber belajar mengajar.
Dalam hal ini praktikan dibimbing  langsung sumber pelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dibimbing, sama halnya dengan pelaksanaan sebelumnya semua praktikan berupaya melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru pamong dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak terlepas dari  bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing lapangan. Ketetapan materi dan media sumber pelajaran praktikan ketahui setelah berkonsultasi dengan guru pamong.
b)     Pelaksanaan Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP)
Selama masa terbimbing praktikan atau calon guru diberi tugas untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru pamong, karena RPP sangat penting bagi praktikan dalam mengajar sebagai panduan, sehingga ketika praktikan mengajar di kelas lebih terpadu dan terarah materi yang akan diajarkan kepada siswa dan setelah RPP disetujui oleh pamong, praktikan diijinkan untuk mengajar di bawah bimbingan guru pamong.
c)      Pelaksanaan Penilaian hasil
Praktikan diberi tugas oleh guru pamong untuk menilai hasil evaluasi atau ulangan bulanan dan tugas siswa, yang kemudian diserahkan kembali kepada guru pamong, dan dalam hal ini guru pamong memberikan bimbingan bagaimana cara melakukan penilaian yang baik dan tepat.
C. Masa Mandiri
Setelah melaksanakan masa observasi / orientasi , dan masa terbimbing selanjutnya praktikan melaksanakan masa mandiri. Dimana masa pengajaran mandiri yaitu mengajar tanpa menghadirkan guru pamong, serta masa mandiri ini praktikan laksanakan setelah guru pamong  sudah percaya dengan kemampuan yang paktikan miliki. Pada pelatihan keterampilan mengajar mandiri sama dengan masa terbimbing. Namun dalam hal ini lebih mengfokuskan pada kemampuan praktikan (calon guru) dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, dan pengelolaan kelas secara mandiri.
Pelaksanaan keterampilan mengajar dan tugas-tugas lainnya secara mandiri yang pernah praktikan laksanakan pada saat berada di sekolah adalah sebagai berikut:
1)      Membantu Tugas Guru pamong
Dalam hal ini praktikan dilibatkan oleh guru pamong untuk membuat kisi-kisi soal ulangan untuk kelas VIII dan kelas IX, dan memberikan evaluasi kepada siswa terhadap kegiatan proses belajar mengajar yang telah selesai dilaksanakan.
2)      Mengajar dalam rangka menggantikan guru yang tidak hadir
Selain bidang pelajaran yang ditentukan, praktikan juga harus mampu mengelola kelas dalam mata pelajaran yang lain sebagai suatu usaha yang dilaksanakan untuk menggantikan guru yang berhalangan hadir dalam bidang studi tertentu. Dalam kegiatan ini praktikan mengajar materi pelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan oleh guru yang bersangkutan, baik berupa catatan atau tambahan materi yang baru, dan mengerjakan latihan pada lembar kerja siswa.
3)      Membantu siswa yang kesulitan dalam belajar
Selama dalam masa mandiri praktikan harus dapat membimbing dan mengajari siswa yang sulit untuk mengerti terhadap materi pelajaran dengan cara memberikan pendekatan dan motivasi kepada siswa yang merasa kesulitan dan belajar, kemudian menjelaskan ulang materi pelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, serta contoh yang sederhana sehingga siswa tersebut dapat mengerti dengan  materi pelajaran yang sudah dijelaskan oleh praktikan.
     















BAB III
ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN
A.   Proses Pembimbingan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)
Program Pengalaman Lapangan (PPL) mulai dilaksanakan pada tanggal 03 September sampai dengan 30 November 2015, di sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Pada hari pertama ke sekolah tersebut, dosen pembimbing turut serta dalam mengantarkan praktikan untuk bertemu langsung dengan kepala sekolah, dan membahas mengenai hal-hal apa saja yang akan dilaksanakan oleh praktikan selama mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL). Setelah itu kepala sekolah dan dosen pembimbing lapangan memperkenalkan seluruh praktikan kepada para bapak/ibu guru, dan kepala tata usaha serta pegawai dan karyawan yang ada di tata usaha.
Pada hari berikutnya, setiap dosen pembimbing lapangan datang ke sekolah praktikan, dosen pembimbing lapangan menanda tangani daftar hadir praktikan, sehingga dosen pembimbing lapangan mengetahui absensi para praktikan selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Setelah itu dosen pembimbing lapangan berkonsultasi kepada guru pamong untuk mengetahui perkembangan dari praktikan selama melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, dan dengan kepala tata usaha untuk mengetahui sudah sejauh mana praktikan dapat melaksanakan tugas-tugas yang lainnya di samping mengajar, misalnya apakah para praktikan di bimbing dan diarahkan dalam hal kegiatan ketatausahaan, baik itu catat-mencatat buku induk siswa, meleges dan menstempel ijazah, dan mengurutkan data-data daftar guru.
Setelah itu, dosen pembimbing lapangan mengkoordinasikannya kepada praktikan mengenai materi yang diajarkan, sistem atau metode pengajaran selama melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh praktikan selama di sekolah dan solusi terhadap masalah tersebut, dan setiap dosen pembimbing datang ke sekolah praktikan, dosen pembimbing selalu memberikan bimbingan dan arahan yang positif yang dapat meningkatkan semangat dan pengetahuan para praktikan supaya jauh lebih baik lagi selama dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

B.   Proses Pembimbingan Guru Pamong
Selama dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan, bimbingan dengan guru pamong dilaksanakan secara terarah dan baik. Hal yang dikoordinasikan antara praktikan (calon guru) dengan guru pamong meliputi penentuan materi untuk mengajar, sistem penilaian, metode pembelajaran yang digunakan, media atau alat yang digunakan dalam pembelajaran, perkembangan dan keadaan siswa, cara pengelolaan kelas yang baik dan tepat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tugas-tugas keguruan. Sebelum mengajar praktikan diberi tugas untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), setelah RPP disetujui oleh guru pamong, praktikan diperbolehkan untuk mengajar di bawah bimbingan dan arahan dari guru pamong.
Setelah selesai proses belajar mengajar di kelas, diadakan evaluasi kepada praktikan (calon guru), dengan tujuan praktikan mengetahui di mana letak kesalahan atau kekurangan yang dilaksanakan oleh praktikan, sehingga praktikan dapat menjadi lebih baik lagi ketika melaksanakan proses belajar mengajar berikutnya. Dalam proses bimbingan yang diberikan oleh guru pamong banyak hal yang dipelajari oleh praktikan (calon guru), misalnya dalam hal pengelolaan kelas, praktikan harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, bersikap tegas kepada siswa yang nakal atau yang suka mengganggu temannya pada saat belajar dan yang tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), menerapkan metode-metode pengajaran yang bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh/bosan ketika dalam proses belajar mengajar, menimbulkan motivasi dan semangat belajar siswa dengan cara memberikan kuis, melibatkan siswa dalam pembuatan kesimpulan materi pelajaran yang telah dijelaskan, serta memberikan tugas/ latihan kepada siswa setelah praktikan selesai menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa diharapkan dapat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.

C.  Permasalahan-Permasalahan Yang Ditemui Mahasiswa 
Dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan, tentu ada saja masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan, masalah-masalah tersebut meliputi :
1)      Perilaku beberapa siswa yang terkadang suka mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lainnya, misalnya lebih suka untuk bercanda atau mengajak temannya untuk mengobrol pada saat guru menjelaskan.
2)      Ada beberapa kelas yang tingkat kemampuan siswa dalam menangkap dan mengerti pelajaran sangat berbeda, ada yang memiliki daya tangkap yang cepat, sedang, dan lambat.
3)      Beragam karakter siswa yang dihadapi di dalam kelas, mulai dari siswa yang susah diatur, kurang memilki sopan santun, dan lain-lain.
4)      Beberapa siswa yang tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR).


D.  Usaha-Usaha Dalam Mengatasi Permasalahan
Dalam mengatasi masalah yang sering muncul di dalam kelas tersebut, berbagai upaya dilaksanakan oleh praktikan dengan cara yang baik, dan membangun ke arah yang positif.
Solusi yang dilakukan praktikan yaitu,
1)      Praktikan sering bertindak tegas kepada siswa yang cenderung mengganggu siswa lain yang sedang belajar, mulai dari teguran langsung atau himbauan bertingkat, dan tidak memparaf hasil Pekerjaan Rumah (PR) siswa tersebur
2)      Praktikan menyadari bahwa tidak setiap orang memiliki kemampuan yang sama, itu disebabkan oleh masukan input yang bervariatif dan tingkat IQ para siswa yang berbeda pula. Untuk menyikapi hal ini, maka praktikan melakukan evaluasi berkala hampir pada setiap akhir pertemuan, hal ini untuk mengukur daya tangkap para siswa apakah mengerti mengenai pelajaran itu, dan setiap masuk kelas praktikan selalu mengulangi pelajaran yang sudah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya, tujuannya yaitu supaya siswa mengingat kembali pelajaran yang sudah dipelajari. Selain itu metode yang digunakan praktikan juga berbeda-beda dalam penyampaian teori. Bagi para siswa yang masih tetap sulit untuk mengerti pelajaran tersebut, maka praktikan menghampiri meja siswa tersebut, dan menjelaskan kembali materi pelajaran yang tidak dimengerti dengan cara memberikan contoh yang sangat sederhana sampai siswa bisa mengerti mengenai pelajaran yang dibahas.
3)      Praktikan juga menyadari bahwa para siswa yang berada di sekolah tersebut dari latar belakang keluarga yang berbeda, sehingga beragam karakter yang dihadapi di dalam kelas. Terkadang ada siswa yang susah diatur dan kurang memiliki sopan santun, misalnya menjawab-jawab dan mempraktikkan suara guru ketika menjelaskan di depan kelas, serta ada satu dua orang siswa yang makan di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung, praktikan bersikap tegas dengan cara memberikan hukuman berdiri di kelas kepada siswa yang susah diatur, dan kepada siswa yang makan pada saat proses belajar berlangsung diberi hukuman dengan menyuruh siswa tersebut membuang makanannya dan menyuruh siswa tersebut membawa permen sebanyak 2 (dua) bungkus untuk dibagikan kepada teman satu kelas pada pertemuan berikutnya. Tidak hanya itu saja, praktikan juga memberi nasehat kepada siswa-siswa yang bermasalah supaya tidak mengulang kembali perbuatannya, dengan mengatakan bahwa perbuatannya itu tidak pantas dilaksanakan oleh orang berpendidikan seperti dia.
4)      Bagi siswa yang tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), praktikan bersikap tegas dengan menanyakan terlebih dahulu apa alasan siswa tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), dan setelah mengetahui alasan-alasan siswa tersebut maka guru memberikan hukuman dengan cara menambah tugas-tugas kepada siswa tersebut.

Di dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di atas, praktikan diharapkan supaya bersikap sabar dan tegas, serta tidak boleh ringan tangan kepada siswa yang nakal, melainkan harus berpikir positif dalam menghadapinya. Meskipun terkadang praktikan merasa kesal dengan tingkah laku para siswa tetapi praktikan harus dapat belajar mengontrol emosi dan menguasai diri dalam menghadapi masalah-masalah yang ada selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga praktikan akan terbiasa menghadapi masalah yang sama ketika sudah menjadi guru yang sesungguhnya. Di samping itu, praktikan harus memiliki dedikasi dan jiwa mengayomi atau membimbing para siswa untuk memiliki karakter atau tingkah laku yang lebih baik lagi.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari kegiatan PPL yang dilaksanakan di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan selama tiga bulan maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajarnya cukup baik. Siswa sebagian besar memperhatikan ketika guru menjelaskan, demikian juga guru-gurunya ketika ada siswa yang mengalami kesusahan guru senantiasa membantu siswanya.
Menjadi seorang guru itu tidaklah mudah, seperti yang sering kita bayangkan. Dalam hal ini, banyak hal yang harus diperhatikan, di antaranya: diperlukan keterampilan-keterampilan mengajar, bagaimana menangani kasus atau masalah dalam mengajar. Pengetahuan mengenai dasar-dasar mengajar adalah sebagai pedoman agar dalam pelaksanaan tugas mengajar akan berjalan dengan baik. Sebagai guru yang profesional ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan keprofesionalannya, seperti: pembuatan Silabus, RPP, daftar nilai siswa, tugas mengajar sesuai dengan kurikulum, pengelolaan kelas, penggunaan media yang tepat dan benar, penerapan berbagai macam metode mengajar, bagaimana penanganan kasus siswa yang bermasalah, dan perlu untuk diketahui administrasi sekolah, dan guru harus memiliki jiwa yang dapat mengayomi/membimbing serta mengarahkan siswa untuk memiliki kecerdasan intelektual, berkarakter, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B.     Saran-Saran
Adapun saran yang bisa praktikan sampaikan dari hasil kegiatan PPL yang telah praktikan (calon guru) laksanakan di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan adalah sebagai berikut:
1.      Kepada siswa-siswi diharapkan jika waktu istirahat sudah habis sebaiknya para siswa segera masuk ke dalam kelas agar lekas menerima pelajaran. Seandainya ada guru yang setelah bel masuk belum datang siswa-siswa sebaiknya menjemput gurunya masuk ke kelas supaya pelajaran bisa cepat dimulai dan siswa tidak akan tertinggal dalam pelajaran.
2.      Bagi rekan-rekan yang melaksanakan PPL agar benar-benar siap sebelum mengajar di kelas, siap mental, menguasai materi yang akan diajarkan dan mampu menangani serta mengatur kelas dengan baik.
3.      Hendaknya dilaksanakan kerjasama baik antar teman kelompok, guru pamong maupun guru-guru yang lain, guna mendapatkan masukan-masukan yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan praktek.
4.      Kepada kepala sekolah, kemajuan yang dicapai selama ini hendaknya harus ditingkatkan dan dipertahankan, sehingga SMP Katolik Budi Murni 3 Medan akan dapat membangun dunia pendidikan yang mencetak para siswa yang berkualitas dan berdaya guna untuk membangun bangsa dan negara.




Lampiran-lampiran
1.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2.      Supervisi Klinis
3.      Rencana Kegiatan Mahasiswa PPL
4.      Surat Keterangan Pelaksanaan PPL

5.      Denah Sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan

No comments