Laporan Akhir PPL Melvianus Gulo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Pelaksanaan PPL
            Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program yang merupakan kegiatan pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan calon guru dan tenaga kependidikan yang profesional. Seorang guru nantinya wajib memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2008 kompetensi yang dimaksud mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
            Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah kulminatif pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berguna untuk membekali mahasiswa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan praktik pembelajaran yang sesuai dengan RPP, keterampilan mengobservasi pembelajaran dan melakukan refleksi serta menyusun laporannya. Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dengan bimbingan oleh dosen dan guru pamong yang ditugaskan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.
            Kegiatan Program Pengalaman Lapangan ini akan membawa mahasiswa praktikan untuk menghayati pengalaman belajar yang langsung berkaitan dengan pembentukan kompetensi profesional secara utuh sebagai seorang guru. Melalui pelaksanaan PPL, mahasiswa praktikan diharapkan memperoleh keterampilan sebagai berikut :
1. Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak diajar dan dididik,
2. Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar,
3. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
4. Mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan.
           
Program Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan dengan dasar pemikiran bahwa kemampuan mengajar itu bersifat kompleks, sehingga tidak mungkin untuk dipelajari dan dikuasai dalam suatu kegiatan saja. Adapun tahap-tahap PPL meliputi:
1.    Tahap orientasi,
Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan pengenalan lapangan dimulai dari penerjunan mahasiswa PPL ke sekolah yang telah ditentukan. Penulis sendiri ditempatkan di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan yang berlokasi di Jl. Merapi No. 2 Medan. Pengenalan lokasi ini berlangsung dari tanggal 01 Agustus sampai dengan 30 Agustus 2016.
2.      Tahap observasi,
Pada tahapan ini mahasiswa praktikan mulai untuk mengobervasi kelas, observasi sekolah, observasi guru mengajar, observasi kegiatan pembelajaran, observasi administrasi sekolah serta observasi kurikuler sekolah tempat PPL dilaksanakan.
3.      Tahap pelaksanaan,
Pada tahapan ini mahasiswa praktikan akan melakukan koordinasi degan guru pamong tentang kegiatan PPL, lalu mahasiswa praktikan akan mengajar secara terbimbing/ mandiri di sekolah tempat PPL, mahasiswa praktikan juga harus hadir di sekolah setiap hari dimulai dari jam pertama sampai jam terakhir, selama PPL mahasiswa praktikan tidak hanya melaksanakan tugas mengajar, tetapi juga harus terlibat dalam hal atau kegiatan lain yang ada di sekolah tersebut, dan pada tahap pelaksanaan ini juga mahasiswa praktikan harus berperilaku seperti guru dan mantaati tata-tertib yang berlaku di sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan.
4.      Tahap pelaporan.
Pada tahapan ini mahasiswa praktikan akan membuat laporan mengenai hasil observasi, orientasi serta pelaksanaan yang telah dilaksanakan selama 3 bulan di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan.
            Pada tahap pengenalan lapangan mahasiswa praktikan diharapkan dapat mengenal secara langsung kehidupan nyata di sekolah (guru, murid, KBM, jadwal, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, peraturan sekolah dan sebagainya). Untuk mengidentifikasi masalah-masalah di sekolah penulis kemudian menganalisa materi pembelajaran serta menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang mendidik. Selanjutnya menyusun perangkat rencana pembelajaran dan mengembangkan materi serta media pembelajaran. Melalui pelaksanaan kegiatan PPL ini diharapkan mahasiswa praktikan dapat mengembangkan kemampuan mengajar bahasa Indonesia yang inovatif dan edukatif.
1.2    TUJUAN PPL
            Pada dasarnya tujuan dilaksanakannya Program Pengalaman Lapangan (PPL) terbagi dalam 2 tujuan yaitu:
1.    Tujuan Umum
            Adapun tujuan umum pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk menerapkan berbagai pengetahuan sikap dan keterampilan yang dipelajari dalam situasi nyata, baik untuk kegiatan mengajar maupun tugas-tugas non mengajar dalam rangka membentuk calon guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
2.      Tujuan Khusus
Adapun ujuan khusus pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk :
a.    Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif akademik dan sosial psikologis sekolah tempat latihan atau PPL berlangsung,
b.    Mengusai berbagai keterampilan mengajar,
c.    Menerapkan berbagai kemampuan dan keterampilan professional keguruan secara utuh terpadu dalam situasi nyata,
d.   Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah,
e.    Menarik kesimpulan nilai edukatif dari pengembangan penghayatan dan pengalaman selama pelatihan melalui refleksi yang sesuai dengan profesi keguruan.
BAB II
KEGIATAN-KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
2.1    Masa Observasi/Orientasi
            Hari pertama kehadiran mahasiswa-mahasiswi PPL di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan diawali dengan acara serah terima mahasiswa-mahasiswi PPL oleh Ibu Sinta Dameria Simanjuntak, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kepada Bapak Hisik Simbolon,S.Pd. selaku piha sekolah (Pimpinan Sekolah). Di dalam acara serah terima tersebut pihak sekolah memberikan gambaran tentang kondisi sekolah dan kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Dalam acara ini Kepala Sekolah memberitahukan siapa saja guru pamong sebagai pembimbing masing-masing mahasiswa praktikan selama pelaksanaan kegiatan PPL berlangsung.
            Kegiatan PPL ini berlangsung selama 3 bulan tepatnya mulai tanggal 01 Agustus sampai dengan 30 Oktober 2016. Minggu pertama dari masa PPL diisi dengan kegiatan orientasi dan observasi. Dalam kegiatan ini mahasiswa dibimbing oleh guru pamong untuk memperoleh berbagai pengalaman atau informasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, tata tertib yang berlaku dan kegiatan administrasi seperti daftar guru, daftar siswa, daftar nilai dan sebagainya.
            Selain itu mahasiswa juga diarahkan untuk mengenal berbagai kegiatan non mengajar, seperti kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, mempelajari keadaan fisik dan sosial sekolah. Kemudian mahasiswa merefleksikan hasil observasi dan melaporkannya secara tertulis.
Pada tahap orientasi/observasi kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. mengadakan rapat dengan staf sekolah (kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, guru pamong) untuk orientasi, observasi, dan penetapan guru pamong,
2. mengadakan observasi tentang:
    a. lingkungan fisik dan suasana sekolah latihan,
    b. penyelenggaraan administrasi sekolah,
    c. penyelenggaraan bimbingan dan konseling,
    d. penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) oleh guru pamong,
    e. peraturan dan tata tertib sekolah,
      f. perangkat pembelajaran (kurikulum kalender pendidikan jadwal belajar  persiapan mengajar yang digunakan).
3. menyusun rencana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
4. mempersiapkan perangkat pembelajaran kegiatan disekolah,
5. menyusun laporan pelaksanaan orientasi/observasi di sekolah.
            Adapun materi observasi lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan meliputi:
2.1.1        Observasi Sarana Dan Prasarana (Fasilitas) Sekolah
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan di antaranya sebagai berikut :
1.    Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah berdampingan dengan ruang guru Tata Usaha (TU) dan terpisah dari ruang guru,
2.    Ruang Guru
Ruang guru terletak di bagian timur sekolah yang dilengkapi dengan meja, kursi dan juga lemari buku.
3.    Ruang Kelas
Ruang kelas ada sebanyak 8 kelas. Adapun peralatan yang terdapat dalam kelas adalah 17 buah meja belajar siswa, 34 buah bangku belajar siswa, 1 buah meja guru, 1 buah kursi guru, 1 buah papan tulis putih panjang, 1 buah Proyektor, 2 AC dan beberapa peralatan kebersihan untuk membersihkan ruang kelas setiap kali siswa piket. Sekolah Katolik Budi Murni 3 Medan menerapkan “Moving Class” yang artinya perpindahan kelas dimana pada saat lonceng pergantian mata pelajaran maka siswalah yang akan berpindah kelas dan memasuki atau mendatangi kelas sesuai dengan mata pelajaran yang akan dipelajari.
4.    Ruang Perpustakaan
Berisi buku-buku bacaan dan bahan pelajaran k yang difungsikan untuk mendukung proses pembalajaran di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Jumlah buku yang ada cukup banyak yang telah disusun dengan rapi. Walaupun perpustakaaan masih memakai system manual tetapi dalam perpustakan dilengkapi dengan bangku dan meja untuk belajar, AC dan Kipas sehingga nyaman untuk membaca buku. Selain siswa SMP Budi Murni 3 Medan yang menggunakannya SD juga sering  membaca buku di perpustakaan ini hal  ini diikarenakan sekolah  berdekatan dan satu yayasan Budi Murni.


5.      Ruang Laboratorium
                        SMP Katolik Budi Murni 3 Medan memiliki 2 ruangan laboratorium yaitu :
a.       Laboratorium IPA ( Biologi, Fisika, Kimia)
Berisi alat-alat yang digunakan pada kegiatan praktik seperti : mikroskop,
b.      Laboratorium Komputer
6.    Ruang Tata Usaha
Ruangan ini khusus disediakan oleh sekolah yang fungsinya sebagai ruangan untuk menangani urusan-urusan yang berkaitan administrasi sekolah. Peralatan dalam ruang tata usaha tersedia dua komputer fisik, satu print-scan,pelubang kertas dan peralatan kantor yang lain. Dalam ruang tata usaha juga tersedia papan informasi tentang jumlah guru dan struktur organisasi sekolah.

7.      Ruang UKS
Ruangan ini disediakan untuk para guru dan peserta didik. Apabila guru dan peserta didik mengalami sakit atau cedera tiba-tiba, ruangan UKS di gunakan sebagai tempat untuk berobat dan peristirahatan sementara untuk para guru dan peserta didik.
8.      Lapangan olahraga
Lapangan olahraga berada di depan kantor guru tepat di tengah-tengah gedung sekolah SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Lapangan ini digunakan peserta didik apabila memiliki kegiatan untuk upacara bendera, olahraga atau keperluan lain. Ukuran lapangan olahraga ini adalah 30M x15M dan olahraga  yang sering dilakukan oleh siswa adalah footsal dan basket.
9.    Dapur, Kantin dan Parkir
Dapur berada di samping Kantor Guru untuk membuat keperluan teh guru. Dapur juga sebagai tempat penyimpanan peralatan perkakas rumah tangga seperti piring, sendok, gelas, dan lain-lain. Kantin berada di samping lapangan olahraga, sebagai tempat bagi para peserta didik makan dan minum pada saat istirahat dan  area parkir berada di depan gedung sekolah sebagai tempat memarkir kendaraan.

2.1.2        Observasi tentang Kondisi dan Letak Sekolah
Observasi lapangan mengenai kondisi dan letak sekolah adalah sebagai berikut :
SMP Katolik Budi Murni 3 Medan berada di pinggir jalan raya puata pasar dan bersebelahan dengan bangunan gereja Katolik yaitu gereja Katolik Kristus Raja Medan. SMP Katolik Budi Murni 3 Medan dipimpin oleh Bapak H. Simbolon, S.Pd. selaku kepala sekolah, dimana jumlah peserta didik berjumlah 180 orang pada tahun ajaran 2016/2017 yang dibina oleh guru-guru yang profesional.
Observasi lapangan bukan hanya mengenai bagaimana kondisi dan letak sekolah ataupun mengenai kelas dan lainnya, namun ada juga mengenai guru dan siswa seperti di bawah ini :
a)       Guru dan Siswa
1.    Jumlah guru                        : 13
2.    Jumlah kelas                       : 8 kelas yang terdiri dari :
a.       kelas Matematika diberi nama Phytagoras,
b.      kelas bahasa Inggris diberi nama Shakespeare,
c.       kelas bahasa Indonesia diberi nama Chairil Anwar,
d.      kelas Pancasila diberi nama Sutomo,
e.       kelas Ilmu Pngetahuan Sosial (IPS) diberi nama Ki Hajar Dewantara,
f.       kelas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diberi nama Carolus Linneaus,
g.      kelas Olahraga
h.      kelas Seni Budaya dan Agama diberi nama Santo Yosef.
3.    Jumlah siswa perkelas         : Kelas VII A              : 33 Peserta didik       
                                                               Kelas VII B             : 32 Peserta didik       
                                                               Kelas  VIII A           : 31 Peserta didik       
                                                               Kelas  VIII B           : 33 Peserta didik       
                                                              Kelas  IX-A               : 26 Peserta didik
                                                            Kelas IX-B                  : 25 Peserta  didik      

b)     Keadaan Fisik Sekolah
1.    Luas tanah                             : 9000 m2
2.    Jumlah Ruang Kelas : 8 kelas
3.    Ukuran Ruang Kelas : ­­­­­­­­­­­­­­8 x 8 m2
4.        Bangunan lain yang ada
a.       Ruang kantor kepala sekolah  luasnya      : 3 x8 m2
b.      Ruang kantor tatausaha luasnya               : 3 x 4 m2
c.       Ruang kantor guru luasnya                  __ : 8 x 8 m2
d.      Ruang kantor komputer luasnya             : 8 x 8m2

e.       Ruang lab IPA luasnya                         : 10 x 12 m2
f.       Ruang pepustakaan luasnya                      : 12 x 9 m2

c)       Lapangan Olah Raga (jenis ukuran)
             Berlantai semen 30 x 15 m2

d)     Penggunaan Sekolah
                Jumlah sekolah yang menggunakan bangunan ini hanya 1 sekolah yaitu SMP Katolik Budi Murni 3 Medan. Dalam kegiatan-kegiatan tertentu sering gabung dengan SD dan TK.
e)      Interaksi Sosial
1.       Hubungan guru dengan guru             : baik, rukun, lancar, dan saling menghargai.
2.      Hubungan guru dengan siswa           : baik, rukun, guru sangat peduli terhadap siswa, dan siswa menghormati guru.
3.      Hubungan siswa dengan siswa          : baik, lancar, saling menghargai, dan saling bekerja sama.
4.      Hubungan sosial secara keseluruhan  : baik, rukun, dan lancar.



2.1.3        Observasi Tentang Pengelolaan Sekolah
Sesuai dengan pelaksanaan dan pengelolaan kurikulum 2013, SMP Katolik Budi Murni 3 Medan, menerapkan pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan yang tepat dan berdaya guna dengan menyusun tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
            Kepala sekolah sebagai cocator, manager, administrator, dan supervisor bertugas dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan sekolah dengan dibantu oleh: 
a.       Wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan kesiswaan.
b.      Kepala tata usaha,
c.       Bendaharawan,
d.      Guru pengawas harian,
e.        Guru mata pelajaran.

2.1.4        Observasi Tentang Tata Tertib Sekolah
       Sekolah Katolik Budi Murni 3 Medan memiliki beberapa tata tertib yang harus dipatuhi oleh para guru dan siswa-siswi, adapun tata tertib tersebut sebagai berikut :
1. Untuk siswa
a.       Pakaian seragam
                   Senin-selasa          : putih biru
                   Rabu-kamis          : putih biru dan baju ciri khas
                   Jumat                    : batik
                   Sabtu                    : baju olahraga, baju bebas dan sopan
b.      Tidak diizinkan menggunakan perhiasan, kuku panjang dan menggunakan kaus kaki pendek,
c.       Datang tepat waktu sebelum pukul 07:15 wib,
d.      Setiap pelanggaran dikenakan sanksi,
e.       Menjaga kebersihan kelas masing-masing dengan membuat piket kebersihan,
f.       Menjaga kebersihan lingkungan sekolah,
g.      Bagi perempuan rambut harus diikat dan bagi pria rambut tidak boleh panjang.
2. Untuk Guru
a.       Pakaian
     Senin, Selasa     : Seragam kuning
     Rabu, Kamis      : Seragam Coklat
     Kamis                : Bebas dan Sopan
     Jumat                 : Batik
              Sabtu                 : Pakaian Olahraga, bebas dan sopan.
2.2  Masa Terbimbing
            Pada masa ini mahasiswa PPL berlatih menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar. Pada masa ini mahasiswa mendapat bimbingan langsung dari guru pamong mengenai bagaimana cara mengajar yang baik dan efektif. Pada masa ini juga mahasiswa PPL harus selalu aktif memperhatikan cara mengajar guru pamong di kelas. Cara mengajar tersebut bisa menjadi contoh yang dapat ditiru ataupun digunakan oleh mahasiswa calon guru sewaktu mengajar di dalam kelas. Pada masa ini mahasiswa praktikan sudah diberi kesempatan untuk mengajar di bawah bimbingan dan arahan guru pamong untuk melihat apakah masih ada bagian yang perlu untuk dibenahi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada masa latihan terbimbing yaitu pada masa ini mahasiswa PPL melaksanakan seluruh tugas yang telah direncanakan antara lain:
a.       meminta bahan pelajaran , menyusun satuan pembelajaran,
b.      menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
c.       bimbingan khusus pada peserta didik,
d.      mengisi daftar kelas,
e.       melaksanakan tugas-tugas kependidikan yaitu piket, upacara bendera, mengoreksi PR siswa dan menata taman sekolah,
f.       Melaksanaan penilaian hasil.
            Lama latihan masa terbimbing ini yaitu 6 minggu dimulai dari tanggal 08 Agustus sampai dengan 19 September 2016. Dan masa mandiri berlangsung mulai tanggal 26 September 2016 sampai dengan 24 Oktober 2016. Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :
a.     Membuat persiapan mengajar sesuai petunjuk guru pamong,
b.    Melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah,
c.     Melaksanakan evaluasi hasil belajar,
d.    Melaksanakan tugas administrasi sekolah atau kelas,
e.     Melaksanakan layanan bimbingan konseling,
f.     Melaksanakan tugas kependidikan lainnya,
g.    Mempersiapkan bahan dan menulis laporan akhir,
h.    Merkonsultasi dengan guru pamong untuk persiapan ujian masa latihan mandiri,
i.      Mengikuti ujian masa latihan mandiri,
j.      Mengembalikan tanggung jawab kelas kepada guru pamong,
k.    Melaksanakan acara penutupan.

2.3    Masa Mandiri
            Setelah melaksanakan masa observasi atau orientasi, dan masa terbimbing selanjutnya mahasiswa praktikan  (calon guru) melaksanakan masa mandiri, yaitu mengajar tanpa menghadirkan guru pamong, serta masa mandiri ini dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan setelah guru pamong sudah percaya dengan kemampuan yang dimiliki oleh praktikan.
Pada intinya pelatihan keterampilan mengajar mandiri sama dengan yang terbimbing. Namun dalam hal ini lebih memfokuskan pada kemampuan praktikan (calon guru) didalam melakukan kegiatan mengajar, dan pengelolaan kelas secara mandiri.
            Pelaksanaan keterampilan mengajar dan tugas-tugas lainnya secara mandiri yang pernah dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan (calon guru) pada saat berada di sekolah adalah sebagai berikut :  
1.      Membantu Tugas Pamong
Dalam hal ini mahasiswa praktikan dilibatkan oleh guru pamong untuk membuat kisi-kisi soal ataupun mengetik soal ulangan untuk kelas IX, mengoreksi soal ulangan bulanan VII kelas VIII,  dan IX, memberikan evaluasi kepada siswa terhadap kegiatan proses belajar mengajar yang telah selesai dilaksanakan, dan lain-lain.
2.      Menggantikan Guru yang Tidak Hadir
Selain bidang pelajaran yang ditentukan, mahasiswa praktikan juga harus mampu mengelola kelas dalam mata pelajaran yang lain sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk menggantikan guru yang berhalangan hadir dalam bidang studi tertentu. Dalam kegiatan ini, mahasiswa praktikan atau calon guru menggantikan guru yang tidak hadir dengan materi pelajaran yang telah disediakan oleh guru yang bersangkutan  atau mengerjakan latihan pada LKS ( Lembar Kerja Siswa).
3.      Membantu Peserta Didik yang Kesulitan dalam Belajar
Selama masa mandiri mahasiswa praktikan (calon guru) harus dapat membimbing atau mengajari peserta didik yang sulit untuk mengerti materi pelajaran dengan cara memberikan pendekatan dan motivasi kepada peserta didik yang merasa kesulitan dalam belajar, kemudian menjelaskan ulang materi pelajaran dengan menggunakan bahasa yang lenih mudah dimengerti serta contoh yang sederhana sehingga peserta didik tersebut dapat mengerti materi pelajaran yang sudah diajarkan oleh mahasiswa praktikan (calon guru).  









BAB III
ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1    Proses Pembimbingan Dosen Pembimbing Lapangan
            Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan adalah Sinta Dameria Simanjuntak, S.Pd., M.Pd. Mahasiswa calon guru merasakan bahwa proses pembimbingan dari DPL terlaksana dengan baik dan lancar. Pendapat itu dikemukakan dengan alasan-alasan sebagai berikut :
a. DPL secara resmi mengantar dan menyerahkan mahasiswa ke SMP Budi Murni 3 Medan sesuai dengan jadwal pada tanggal 01 Agustus 2016,
b. DPL mengadakan rapat dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah untuk memperjelas konsep PPL tahun 2016,
c. Memantau dan memeriksa kehadiran mahasiswa yang menjalani PPL di SMP Budi Murni 3 Medan,
d. DPL menjadi penghubung atau mewakili Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL) FKIP Unika Santo Thomas Sumatera Utara yang memberikan berbagai informasi ke SMP Katolik Budi Murni 3 Medan
e. DPL membimbing mahasiswa dalam menyelesaikan berkas-berkas yang akan diserahkan ke pihak UPPL Unversitas Katolik Santo Thomas Medan.
f. DPL mengumpulkan dan menyerahkan berkas-berkas yang akan diserahkan oleh mahasiswa ke pihak UPPL FKIP Universitas Katolik Santo Thomas Medan.

3.2    Proses Pembimbingan Guru Pamong
            Adapun kegiatan pembimbingan yang telah dilakukan oleh guru pamong terhadap mahasiswa yaitu :
a.  Memperkenalkan calon guru kepada siswa tempat calon guru mengajar,
b. Membantu calon guru untuk memperoleh berbagai informasi dalam semua tahapan Program Pengalaman Lapangan (PPL),
c. Membantu mahasiswa memperoleh pengalaman di sekolah tempat latihan dengan memberi berbagai tugas baik tugas mengajar dan tugas administrasi,
d.  Memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktikan selama mengikuti PPL,
e.  Menilai kemajuan mahasiswa praktikan dalam melaksanakan tugas mengajar,
f. Melaksanakan penilaian ujian praktik mengajar pada tahap terbimbing dengan menggunakan lampiran 11,12,13,dan 14
g. Melaksanakan penilaian ujian akhir praktek mengajar bersama dengan DPL dengan menggunakan lampiran 11,12,13,14, dan 27
h. guru pamong yang ditentukan oleh pihak sekolah untuk membimbing penulis selama pelaksanaan kegiatan PPL adalah Ibu Iramawaty Simbolon, S.Pd.
3.3    Permasalahan-Permasalahan yang Ditemui Mahasiswa
                      Pada masa mandiri penulis dan mahasiswa lain pada umumnya sudah dapat menjalin kedekatan dengan para peserta didik. Namun kedekatan ini sering disalahgunakan oleh peserta didik di dalam mengikuti proses belajar mengajar. Para peserta didik sering beranggapan bahwa mahasiswa PPL memiliki posisi yang bisa diajak bernegoisasi dibandingkan para guru yang ada di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan terutama untuk kelas VIII . Hal ini sering menjadi alasan bagi peserta didik untuk ribut di kelas dan terlambat mengerjakan tugas-tugas yang telah disuruh untuk dikerjakan.
3.4    Usaha-Usaha dalam Mengatasi Permasalahan
            Usaha-usaha yang penulis lakukan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi adalah memberikan gambaran kepada peserta didik bahwa penulis sebagai calon guru memiliki posisi yang sama dengan guru yang lain dalam proses pembelajaran dan selalu berusaha lebih menunjukkan citra sebagai seorang guru. Selain itu, Penulis menjelaskan bahwa telah diberikan kepercayaan untuk mengajar, menilai dan membimbing peserta didik sehingga peserta didik harus serius dalam belajar. Sejak itu, peserta didik sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.







BAB IV
PENUTUP

4.1  Simpulan
            Dari uraian sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa:
1.         PPL merupakan mata kuliah yang wajib dan harus dijalani mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebagai pendidikan prajabatan,
2.         PPL adalah perpaduan antara program pengalaman lapangan di sekolah tempat latihan dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dalam hal ini diprogramkan oleh FKIP UNIKA Santo Thomas Sumatera Utara.
3.         PPL merupakan sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan yang selama ini diperoleh di bangku perkuliahan serta sebagai sarana untuk menimba pengalaman-pengalaman baru,
4.         Pelaksanaan PPL merupakan sarana bagi mahasiswa praktik untuk memiliki empat kompetensi guru (Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Kompetensi Profesional).

4.2    Saran
            Berikut adalah saran yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Katolik Budi Murni 3 Medan :
1.      Mahasiswa calon guru agar menjalani PPL dengan sebaik-baiknya sebab manfaat program ini akan sangat dirasakan pada waktu-waktu berikutnya,
2.      Mahasiswa calon guru agar melatih diri menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi selama masa PPL baik secara pribadi maupun bersama-sama sebagai sarana pendewasaan diri,
3.      Diharapkan mahasiswa yang sedang melaksanakan PPL dapat menjaga posisinya sebagai guru dan selalu menjaga nama baik institusi akademis.
4.      Diharapkan kepada pihak kampus agar menjalin kerja sama juga kepada sekolah-sekolah negeri agar dapat menampung mahasiswa PPL dan juga sebagai ajang promosi.






No comments